Keesokan
harinya, Chintia datang ke sekolah dengan wajah yang sumringah. Tiba-tiba
seorang temannya menghampirinya.
“woy
Chin, kenapa lu ? pagi-pagi kok senyum-senyum sendiri sih?” tanya Mery yang
menepuk pundaknya Chintia.
“gue
lagi seneng nih, Mer !” jawab Chintia.
“Lo
menang arisan ?” tanya Mery heran.
“hmm…
nggak tuh !” jawab Chintia sambil menggelengkan kepalanya.
“trus
apa dong ?” tanya Mery yang mulai penasaran.
“gue
udah dapet ide buat ngasih pelajaran ke kak Dinda, ketua OSIS kita yang belagu
itu.” Jawab Chintia agak berbisik.
“oh..
itu toh !! emangnya lu punya ide apa,Chin ?” tanya Mery.
“nanti
aja gue kasih tau-nya saat kita rapat.” Jawab chintia.
Lalu
chintia dan Mery pun memasuki kelasnya dan belajar dengan tertib.
Saat jam istirahat tiba, chintia dan
ketiga temannya itu berkumpul di halaman belakang sekolah.
“oh,
jadi itu yang lu rencanakan, chin ?” tanya Elfrida setelah mereka mengetahui
ide-nya chintia.
“yoii,
gimana lu semua pada setuju gak ?” tanya chintia.
“hmm…
tega banget lu,chin ! tapi boleh juga tuh…” jawab Mery sambil mengelus
dagu-nya.
“trus
kapan nih kita lakukan rencana lu itu ?” tanya Monique.
“setelah
jam istirahat aja !” jawab chintia.
“oh,
okeh deh !!” ujar Monique.
Waktu istirahat pun tiba, seluruh
siswa dan siswi berhamburan keluar menuju kantin. Dinda dan teman-temannya pun
turut serta ke kantin, mereka terbiasa membeli mie ayam dan memakannya di
tempat yang biasa mereka tempati. Saking asyiknya mereka makan, mereka tak
menyadari kalau ada 4 orang siswi yang mengawasinya dari jauh, yaitu
chintia,Mery,Monique, dan elfrida.
30
menit kemudian waktu istirahat pun telah habis, para siswa dan siswi pun
memasuki kelasnya masing-masing.
“menurut
hasil pengamatan gue nih, kak Dinda tuh suka ke toilet setelah jam istirahat.”
Ujar chintia ketika mereka ber-4 sudah berada di kelas.
“oh
yaudah kalo gitu kita langsung beraksi aja !” ajak Mery.
Chintia
pun bangkit dari kursinya, di ikuti dengan ketiga teman-temannya. Dan benar
saja, 5 menit setelah mereka sampai di TKP , Dinda tampak di ujung lorong
sedang berjalan menuju toilet.
Sesampainya
Dinda di toilet, ia pun langsung masuk dan menutup pintunya. Saat itulah
ke-empat siswi yang sudah menanti kedatangan Dinda, mulai beraksi.
Chintia
mengambil tali tambang dan rantai besi, berusaha mengunci pintunya dari luar.
Setelah selesai melakukan itu semua, maka mereka ber-4 pun keluar dari toilet
dengan di iringi tawa yang terbahak-bahak.
Tiba-tiba
mereka berpapasan dengan Reynaldo.
“eh
kenapa lu ketawa ngakak gitu ?” tanya Reynaldo heran.
“ng…
nggak apa-apa kok !!” jawab chintia gelagapan, lalu ia meneruskan langkah
kakinya menuju kelas.
Ketika
Reynaldo ke toilet, ia melewati toilet wanita, tiba-tiba dia mendengar suara
orang minta tolong. Ia pun mencari asal muasal suara tersebut.
Ia
memasuki toilet wanita dan di sana terdapat banyak tali dan rantai besi.
“siapa
di dalam??” tanya Reynaldo berteriak.
“woiii…
tolongin gue dong…!!” jawab Dinda berteriak lega karena ada seseorang yang
menolongnya.
Reynaldo
pun membuka ikatan talinya dan rantai besi yang di kaitkan di pintu toilet itu.
“mundur
!!! gue mau dobrak pintunya…” teriak Reynaldo.
Dinda
pun mundur ke belakang.
“BUUKK…BUUKK..
BRAAKKK!!!” pintu pun berhasil terbuka.
Dinda
keluar dan langsung memeluk Reynaldo tanpa melihat siapa orang yang telah
menolongnya.
“makasi
yaaaa…..” ujar Dinda sambil memeluk lelaki itu.
Dalam
sekejap, jantungnya Reynaldo berdegub kencang saat di peluk sama Dinda.
Ketika
Dinda melepaskan pelukannya, ia pun terkejut.
“dih,
elu ngapain meluk-meluk gue segala !!” hardik Dinda.
“Lah,
kan elu tadi yang meluk gue duluan…” elak Reynaldo
“udah
ah, gak penting banget ngeladenin orang kayak lu…” ketus Dinda, Lalu ia pun
melangkahkan kakinya ke luar toilet menuju kelasnya.
“yeee…
udah di tolongin bukannya berterima kasih, malah mara-marah… dasar cewek
jutek..!!!” ujar Reynaldo mengumpat rasa kesalnya.
Lalu Reynaldo
pun keluar dari toilet juga.
Bersambung…
Tunggu
cerita selanjutnya yak…
See you…
^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar