Sesampainya Dinda di
kelasnya, ia menceritakan kejadian yang baru saja di alaminya kepada
teman-temannya.
“sial banget gue hari
ini…” ujar Dinda sambil gebrak mejanya Indah (teman sebangkunya).
“kenapa lu, Din ?” Tanya
Indah heran.
“tadi ada yang ngonciin
gue di kamar mandi.” Jawab Dinda.
“siapa , Din ?” Tanya Suci yang duduk di belakangnya Dinda.
“gue sendiri juga gak
tau, tapi yang jelas sih pelakuunya cewek.” Jawab Dinda sambil menengok ke arah
Suci.
“itu artinya ada orang
yang gak seneng sama lu, Din.” Ujar Selly (teman sebangkunya Suci)
“hmm.. kira-kira siapa
ya orangnya?” Tanya Dinda sambil berfikir
“mungkin aja cowok kelas
satu itu kali, Din !” tebak Indah.
“yang mana ya ?” Tanya Dinda
bingung.
“itu loh, cowok yang
sering dateng terlambat ke sekolah.” Jawab Indah mengingatkan.
“ah gak mungkin, tadi
dia yang nolongin gue.” Ujar Dinda.
“mungkin aja dia sengaja
ngunciin elu lalu nolongin elu juga supaya dia dapet perhatian dari elu.” Ujar Suci.
“bisa jadi sih !!” sahut
Indah.
“Oh iya, bener juga ya !”
fikir Dinda dalam hatinya.
Guru Matematika pun
masuk ke kelas, Lalu mereka belajar dengan tertib.
Sepulang sekolah, Dinda menghampiri Reynaldo di parkiran
sekolah.
“PLAKK!!!” Dinda
menampar Reynaldo untuk kedua kalinya.
“apa-apaan sih lu !!”
bentak Reynaldo yang terkejut.
“heh, gak usah berlagak
bego deh lu, elu kan yang ngonciin gue di toilet?” hardik Dinda.
“heh cewek jutek !!
seharusnya elo berterimakasih sama gue karna gue udah nolongin elu, bukan nuduh
begini.” Jelas Reynaldo.
“ngaku aja sih…” ujar
Dinda memaksa.
“TERSERAH !!” bentak Reynaldo,
lalu ia mengambil motornya dan pergi meninggalkan Dinda.
XXX
Keesokan harinya, saat
di kelas, Elfrida datang dengan nafas terengah-engah.
“gawat nih gawat…!!!”
gerutu Elfrida sambil gebrak meja.
“kenapa ? apa yang gawat
?” Tanya Monique panik
“kak Dinda dan Genk-nya
lagi melacak orang yang ngunciin dia kemaren!!” jawab Elfrida dengan nafas yang
terengah.
Tenang dong tenang !!
jangan pada panik gitu..” ujar Chintia yang berusaha menenangkan
teman-temannya.
Tiba-tiba Reynaldo datang
dan menghampiri chintia.
“heh, kemaren elu kan
yang ngerjain si Dinda ?” hardik Reynaldo.
“ng… nggak kok..!!” elak
chintia tergagap.
“terserah lu mau ngaku
apa nggak !! tapi yang jelas gue peringatin sama lu, mendingan elo gak usah cari
masalah sama anak kelas 3.” Jelas Reynaldo , lalu ia pun pergi dan duduk di
bangkunya.
“kayaknya si Reynaldo udah
tau deh kalo kita pelakunya, chin..” bisik Mery.
“udahlah, gak usah di
dengerin. Mendingan kita cari ide lagi buat ngerjain kak Dinda !!” ujar
Chintia.
“hmm… chin, gue punya
ide nih !” usul Monique.
“apa… apa ?” Tanya chintia
bersemangat.
“tapi agak kejam sih.” Ujar
Monique agak ragu.
“ngomong aja dulu.” Ujar
Mery.
“jadi begini……” ujar
Monique dan mereka pun berbisik.
“ide bagus tuh !” ujar
Chintia.
“kapan nih kita beraksi
?” Tanya Elfrida.
“gimana kalo sepulang
sekolah aja ?” Tanya Mery.
“gue setuju !!” jawab
chintia.
Waktu menunjukan pukul 15.00 WIB, saatnya siswa dan siswi
pulang sekolah. Ke-empat siswi itu mulai beraksi.
Mery dengan memasang
wajah yang sok Lugu, datang menghampiri Dinda yang berada di kantin.
“kak Dinda…” panggil
Mery.
Dinda pun menoleh ke
asal muasal suara tersebut.
“apa ?” Tanya Dinda
dengan juteknya.
“dipanggil tuh sama
kepala sekolah.” Jawab Mery.
“ada keperluan apa sih?”
ketus Dinda.
“gak tau.” Jawab Mery lalu
ia pergi meninggalkan Dinda.
Tak lama kemudian, Dinda
pun bangkit dari kursinya dan pergi menuju ruang Kepsek.
Sesampainya ia di sana,
ia bertemu dengan Elfrida di depan ruang KepSek.
“kak Dinda, tadi kaka di
suruh sama pak kepala sekolah” ujar Elfrida.
“gue di suruh ngapain ?”
Tanya Dinda dengan dinginnya.
“kak Dinda di suruh
ngambil berkas-berkas di gudang itu.” Jawab Elfrida sambil menunjuk ke arah
gudang.
“kenapa harus gue ?” Tanya
Dinda.
“tadi kata pak Kepsek,
itu berkas rahasia dan yang di percaya untuk ngambil berkas itu Cuma kaka doang.”
Jawab Elfrida berbohong.
“oh gitu ya, yaudah deh,
Thanks !” ujar Dinda dan ia langsung pergi menuju gudang.
Sesampainya ia di
gudang, ia pun masuk ke dalamnya.
Tiba-tiba pintunya
tertutup dan terkunci dari luar.
“WOY… SIAPA DI LUAR ? BUKA
PINTUNYA !!” teriak Dinda sambil menggedor pintu.
Chintia dan ketiga
temannya itu langsung melarikan diri.
Dinda merasa ketakutan
berada di dalam gudang yang gelap, lembab, berdebu, dan banyak tikusnya.
“TOLONG.. BUKA
PINTUNYA..!! teriak Dinda sambil menggedor pintu, tapi hasilnya nihil.
Selama 2 jam Dinda
terkunci di dalam gudang, ia tergeletak tak berdaya si lantai, ia kekurangan
oksigen. Penyakit asma-nya pun kumat.
Mau tau kelanjutan ceritanya???
tunggu aja...
see you...
^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar